Sunday 29 December 2019

An-Naas/ (The Lord of) Mankind


i. 
In this darkening hour
I seek your protection 
Oh You, The One and Only
Ya Rabb, Al Malik of Mankind
The one true God of all that lives
The surest protection in you I find
From men and their wickedness 
As they cast charms so evil
On knots they tie maliciously
Please keep me safe, protect me
From the evil who whispers 
Then retreats in the shadows
Afraid of your reprisal.

ii.
Hanya satu, tiada dua
Dan yang pasti, bukanlah tiga
Bukannya dewa dogengan cerita
Bukan manusia yang disembah manusia
Bukan jua berhala tidak bernyawa
Hanya Engkau, Rabbi yang ahad
Hanya satu yang Maha Berkuasa
Ke atas setiap titik darahku yang panas 
Dengan setiap hembusan nafas
Aku mengaku bahawasanya
Aku berlindung denganMu
Dari bisikan-bisikan sibongkak durjana
Dari kesesatan manusia dan tangkal jampiannya
Dari segala kejahatan yang berleluasa
Lindungilah aku, wahai Raja segala raja
Engkau yang satu, bukan dua tiga
Hanya satu, tiada bandinganNya
Hanya satu, Maha Mutlak
Hanya satu, Maha Sempurna.

By:
Zaie Hamzah
29th December 2019
Malaysia




Sunday 17 November 2019

The Opening / Siratul Mustaqim


i.

Bismillah
The moon and the sun
Move flawlessly till their appointed Time
All glorifies The Rabb - Al Malik, The One
The Most Compassionate to all in dire needs
The Most Merciful to all who seeks
His Mercy on the Day when all rises like seeds 
Freshly watered, to shoot and sprout anew 
To awaken after such long slumbers
To The Promise of The Truth that shakes our fears
Are you full of delights, are you full of tears?

We, Your mere slaves, stand here
Before You Ya Rabb who are Greater
Than all our troubles put together
Keep our feet firm on Your Path
Steady our hearts, avert us from your wrath
Grow our taqwa, make us humble
Only You we worship, there is no other
In times of need, You are The Helper.

ii.

Wahai Tuhan Sekelian Alam
Bentangkanlah buat hambaMu ini
Jalan yang benar, yang lurus penuh salaam
Bukan jalan mereka yang Engkau murkai -
Sombong asbab kejadian api
Kononnya mulia - nah! Tersungkur sendiri.
Bukan jalan mereka yang Engkau murkai -
Mendustakan QadarMu, menolak Nabi
Yang berdarah Quraisy, bukan Yahudi.
Bukan jalan mereka yang sesat -
Menyimpang jauh dari yang tersurat
Mengadakan yang tiada - sendiri terjerat.
Bukan jalan mereka yang sesat -
Menokok tambah lantang bersorak
Berani memberiMu seorang Anak
Subhanallah! Sekali-kali tidak!

Jalan ini 
Penunjuk segala jalan
Tika ada persimpangan
Dihiasi lampu-lampu berkelip-kelipan
Emas permata berlonggokan, berkilau-kilauan
Menikam sanubari rapuh hatimu - 
Maka pejamlah mata, kentalkan jiwa
Bukalah matahatimu yang mengerti
Bahawasanya jalan ini hanya satu
Lurus dan tidak berliku-liku.

By:
Zaie Hamzah
14th November 2019
Mont Kiara



Tuesday 22 October 2019

Rumah Yang Satu Ini (Surah Al Fil)


Abrahah
Tidakkah engkau tahu
Rumah yang satu ini
Tidak gentar dengan gajah-gajahmu 
Yang menggetarkan hati
Rumah yang satu ini
Tidak membutuhkan
Apa-apa perlindungan 
Dari siapa-siapa
For it belongs to The One
Who holds my soul in His Hands
For all your grand entrance 
With a mighty army marching 
With steps synchronised all in line
With spears so sharp ready to attack 
And swords glinting in the sun
And armours fiercely clinking
As you tried to march into the city
Yang sekarang sunyi dan sepi
Berserah kepada takdir Ilahi.

Dari kejauhan Ababil datang
Bersenjatakan tanah panas berbahang
Kiriman amarah Empunya rumah
Yang engkau fikir akan termusnah
Sedangkan Allah tak akan kalah
Sedang tenteramu yang lengkap bersenjata
Runtuh satu persatu dilontar tanah 
Oleh burung ababil, tentera Allah
Lantas gugur kulit dan tulang temulang
Terbakar rentung tidak bersisa
Mana mungkin engkau robohkan
RumahNya yang dibina oleh tangan
Ibrahim dan anaknya, para Anbiya
Untuk menyembah Dia Yang Esa.

Siapakah yang termusnah sekarang?
Jawablah, Wahai Abrahah. 


By:
Zaie Hamzah
22nd October 2019
Mont Kiara







Saturday 28 September 2019

Ar-Ra’d / Guruh



Dalam kegegakan guruh yang tersirat
Dalam kegelapan awan yang sarat
Hari-hari gersang, berlalu lah!
Pergi! Jangan kembali lagi
Mengontangkan setiap lembah jiwa ini
Yang rindukan Dia yang Maha Suci
Membasahi tanah yang penat berduka
Akibat kemarau sekian lama
Hujan yang tak kunjung tiba
Kini mencurah bagaikan petanda
Bahawasanya
Kilat itu
Guruh itu
Hujan itu
Semuanya menuntut satu refleksi
Betapa diriku lebih kerdil dari sayap
Seekor nyamuk yang berguguran
Tidak pantas untuk memberontak 
Laksana Firaun penuh bongkak
Ditelan lautan tenggelam lenyap
Sedangkan Engkau Ya Rabbi
Al Qaahar, Al Jabbar, Ar Rahim, Ar Rahman
Dari zatMu aku berharap
Mendambakan petunjuk dan barokah
Dalam setiap rintik hujan yang Engkau turunkan
Ke hati yang dulu gersang dan pasrah
Kini berbunga bagaikan taman
Aku tenang dengan Qur’anMu Al Furqan
Jikalau ketenangan ini bisa dirakam
Dalam bersujud doa kupanjatkan
Buat pengakhiran husnul khotimah
Tika Izrail memberiku salam.

By:
Zaie Hamzah
28th September 2019
Mont Kiara




Monday 16 September 2019

Ta’if (14th October 2018)




She broke you even more
In a year already full of sorrows
The blood gushed out of your wounds
And ran down your tired legs
Soaking your sandals 
As if you had gone wading
In a river of water so red.

Airmataku mengalir laju
Mengenangkan keadaanmu
Ketika engkau dihina
Menjadi ejekan dan bahan ketawa
Dilempar cacian, dibaling batu
Disakiti dan dizalimi mereka
Yang dihijabi hati dan mata
Dari mengenali Dia Yang Satu.

A true Prophet that you are
When an angel appeared, armed with mountains
Who would have wiped them out
In a blink of an eye, in a split second 
If you’d only say ‘Aye!’ 
And yet you had said ‘No.’
Perchance their children
Or their children’s children
In a future, not too far
Would believe in Tawheed
The Oneness of The One - 
The Most High.

Leaving Ibn Abbas Mosque, my heart was heavy
But the Ta’if you once knew was no more
The descendants of those kafiruns
Whom you shielded from Allah’s wrath
Now walk around the city
With Nur in their hearts, your legacy
For Allah’s rewards are a thousandfold
For that one time when you showed 
Kindness, forgiveness, and mercy
To those who called you their enemy. 

Ya Rasulullah, salallaahu alaihi wasallam!

(Note: When asked by Saidatina Aisyah RA about his toughest time during his da’wah, Prophet Muhammad PBUH had answered ‘Ta’if.’)

By:
Zaie Hamzah
16th September 2019
Mont Kiara

Wednesday 28 August 2019

Woman: Note to Self / Wanita: Nota Buat Diri




I saw you look at my face, you’re a man mesmerised
Fantasising something hushed hidden in my eyes
Prodding questions you asked - questions full of dangers 
To unearth my secrets, while your heart’s caught aflame
My polite answers were vague but you deemed as enough
To assume who I was, that I longed for your love
Even though we were mere strangers
And you barely knew my name.

Dear Sir,
My mind is more beautiful than my face
Any other yardstick to measure me will be grossly misplaced
My gentle soul and her attitudes you know not at all
My womanly beauty is not for Tom, Dick and Harry to see
My body is sacred, I’d guard it with my hijab
The epitome of my beauty lies in my courteous adab
My taqwa moulds my grace, a true muslimah I aspire to be
Nothing more, nothing less, a mere slave to The Almighty.

Wahai wanita, wallahi!
Mindamu adalah lebih indah dari wajahmu yang terserlah 
Rohmu yang tidak terlihat di mata kasar manusia
Tersirat dalam geraklakumu yang selembut sutera
Adabmu perlu dirapi lagi agar tuturkatamu 
Lebih menusuk kalbu dari bibirmu bergincu merah
Senyuman dan tawamu terbit dari mata riang gembira
Kelahiran hati penuh taqwa dan tulus ikhlas
Suaramu harus merendah persis padi masak di bawah mentari panas
Beradab, bersopan - tundukkan mata di depan mahram
Bukankah malu itu sebahagian dari iman
Dan inspirasimu adalah Khadijah, Aisyah dan Maryam?

Civilisations rose and fell
For Cleopatra and Nefertiti
A thousand ships were launched
For Helen and her famed beauty
All is fair in war and love
 - is that true, or is that fiction?- 
Beauty can’t be just skin deep
There’s more to me than what you see
A muslimah, a hijabi
This is my conviction
My heart of clarity.

Khalas! 

By:
Zaie Hamzah
28th August
Mont Kiara

Tuesday 20 August 2019

Enough



I don’t believe in words disguised as promises 
Garlanded on your forked tongue
So false, so insulting, so meaningless
When your actions proved otherwise
You looked me in the eye, and spouted lies
But I am noone’s fool - your blasphemy stung
Take back your poisoned words
You’ve told me your last lie - how careless! 

Lantas maaf jika aku tidak percaya
Dengan bait2 puitisnya kata-kata
Memetik buatku bintang dan bulan purnama
Cukuplah diri ini terlalu naif sekian lama
Remuknya hati berendam airmata
Sedang janji manis berguguran laksana sakura
Disebabkan lembutnya lidah berbisik cinta
Walhal aksimu penuh sandiwara.

Forgive me for being cynical 
But I’ve seen a lot and learned so much
I can see through the illusion
Of half-truths and lies and such
Wrapped in smiles so sweet, stories fantastical
Stabbing my heart with your deception.

Enough now. 
Cukup. 

By:
Zaie Hamzah
Mont Kiara
20th August 2019



Tuesday 9 July 2019

Love in the Shadows / Cinta di Bayangan




I don’t thrive in shadows
For I am a daughter of the sun
Feel my warmth flowing within
In veins so deep you never knew they existed
Wear me like I’m your second skin
Flaunt me with pride 
Not in the darkest of shadows I you hide.

Aku tidak pantas hidup di bayangan
Kerna dari mentari aku dilahirkan
Cahayaku menghangatkan urat-uratanmu
Tiap salur jalur yang engkau sendiri ngak tahu
Lalu jadikan aku persis kulitmu yang kedua
Yang engkau tonjolkan buat dunia dengan bangga
Bukan disorok di balik bayangan, penuh hina.

By:
Zaie Hamzah
Mont Kiara
9th July 2019









Monday 1 July 2019

Counting Darlings/Menghitung Sayang



Moment by moment
That trickles down slowly
As if Time just stands still
Looking for respite 
From this ache in my heart
Beating only for your darlings
Coming in few and far between.

Saat demi saat
Menitis tiris perlahan-lahan
Bagaikan Masa putarannya terhenti
Mencari tika luka ini kurang menyengat
Sedang hati pasrah yang terguris sepi
Masih berdetik mengharap sayangmu
Yang muncul entah kapan.

In the meantime
I’ll be counting darlings
Hidden between the lines.

By:
Zaie Hamzah
Mont Kiara
1st July 2019